Jumat, 30 Oktober 2009

Jangan Biarkan Gagasan Anda Terpendam


Banyak gagasan dan pemikiran yang diabaikan dalam dunia bisnis maupun profesi lainnya sebab pemikiran itu tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Tidak disampaikan kepada orang lain yang bisa menilai pemikiran itu. Atau karena teknik pengungkapan sulit dimengerti oleh pendengar.

Gagasan dan pemikiran yang sangat berguna itu tidak terwujudkan karena sulitnya dalam penyampaian ide kepada orang lain. Seringnya, hal ini malah diakibatkan oleh perasaan takut akan ejekan dari orang lain karena idenya tidak masuk akal.
Perasaan takut ini biasanya didasarkan karena kegagalan-kegagalan dimasa lampau ada ejekan atau penolakan yang menyinggung perasaan dan diremehkan. Kebanyakan dari kita cenderung untuk mengukur gagasan-gagasan kita dengan diri sendiri, sehingga sikap remeh dari orang lain sering kita anggap sebagai bumerang.


Alasan lainnya mengapa gagasan dan pemikiran yang baik dan sangat berguna mengalami kegagalan ialah kurangnya usaha-usaha untuk meyakinkan orang lain terhadap nilai suatu pemikiran atau gagasan. Banyak orang yang kreatif mempunyai pikiran yang salah, mereka baru mendapatkan pemikiran yang baru dengan suatu gagasan maka cukup puaslah hatinya, pokoknya mereka sudah memahami maknanya sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa proses kreativitas dimulai suatu gagasan atau pemikiran. Tentu saja, orang yang mempunyai gagasan-gagasan yang luar biasa tidak langsung mengambil keuntungan dari orang yang tidak mempunyai pemikiran kecuali orang itu tahu bagaimana mencetuskan ide atau gagasan itu serta bagaimana menjelaskan kepada orang lain.


Didalam perindustrian dan perdagangan kita sering menemukan orang-orang yang kreatif yang semata-mata hanya tertarik dalam pemecahan masalah tetapi setelah masalah tersebut terpecahkan dengan tuntas ia tidak mau merealisasikan hasilnya. Begitu masalah terpecahkan dan penyelesaiannya terbentuk, mereka segera mengesampingkan dan mulai menangani masalah lainnya. Hal ini adalah merupakan tindakan yang salah, sudah membuang waktu dan energi tetapi gagasan yang berguna itu dibiarkan dengan begitu saja.


Setelah mereka memecahkan masalah, umumnya mereka kehilangan semangat untuk melaksanakan pemikiran tersebut sebab masalah itu tidak lagi mengandung tantangan. Itulah sebabnya mereka gagal dalam menentukan usaha-usaha yang sungguh-sungguh untuk mengetahui hasil akhir dari ide dan gagasannya yang terakhir.


Orang-orang kreatif memang mempunyai banyak gagasan dan pemikiran baru, tetapi mereka tidak mau menjamin pelaksanaan gagasan mereka dengan memberikan langkah-langkah perlu. Mereka mau menangani masalah untuk beberapa saat tetapi tidak mau menyelesaikannya karena mereka dengan cepat akan beralih pada gagasan dan pemikiran lain yang lebih menarik. Tetapi masalah ini pun juga akan membosankan dan mereka pun beralih mengejar gagasan-gagasan baru. Akibatnya gagasan-gagasan dan pemikirannya menjadi berantakan dan tidak berguna sama sekali. Ia akan gagal karena pekerjaannya menjadi mentah.

Alex F, Osborn pernah mengatakan dalam hal ini, “Suatu gagasan yang cukup bagus dinyatakan dengan tindakan akan lebih baik dan berguna dari pada suatu ide yang benar-benar bagus tetapi terus-menerus diperbaharui“.


Theodore Levitt

Theodore Levitt, dalam tulisannya juga mengatakan:

Masalah yang utama adalah apa yang dinamakan orang-orang kreatif sering melemparkan kewajiban memperhatikan pokok dasar kepada orang lain. Mereka mempunyai banyak gagasan dan pemikiran tetapi kurang kelanjutannya. Mereka tidak herusaha dengan baik supaya ide-ide mereka mendapat perhatian dan dicoba untuk diterapkan“.

Setelah dipertimbangkan semuanya, dapat dikatakan gagasan-gagasan cukup banyak, hanya pelaksanaannya masih perlu diperhatikan. Jarang yang tahu bagaimana energi, kekuatan dan kekuasaan perlu dimanfaatkan untuk menyajikan gagasan dan pemikiran.


Ungkapan yang Mematikan dalam Mengungkap Gagasan

Charles H. Clarck yang bekerja pada bagian personalia The BF Goodrich Institute, pernah melontarkan sejumlah daftar lengkap susunan kata-kata yang biasa dipakai untuk mematikan gagasan dan susunan kata yang amat mematikan pula, yang sangat efektif untuk menahan ide atau gagasan baru. Adapun ungkapan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

  • Kami tak pernah melakukan cara itu sebelumnya
  • Ini tidak akan jalan
  • Kami telah mencobanya
  • Kami belum siap untuk itu
  • Anda tidak mengerti kesulitan kami
  • Gagasan apa itu?
  • Saya tahu gagasan tak akan jalan
  • Terlambat sudah
  • Tidak akan berhasil
  • Orang akan tertawa bila saya melontarkan gagasan saya
  • Orang lain akan simpati dengan gagasan saya
  • Dan sebagainya

“Pikiran manusia sedikit sekali menginginkan gagasan baru, seperti halnya reaksi tubuh terhadap makanan yang baru dicoba dan tidak disukai. Bila kita menilai diri kita dengan jujur sering kita temui bahwa kita telah mulai menentang sebuah gagasan baru sebelum kita memahaminya,”


ARTHUR KOESTER.



Sebagian besar manusia di dunia ini bukan saja menginginkan terbentuknya gagasan-gagasan baru dan mempertimbangkannya, tetapi juga mengembangkan, mewujudkan serta mendukung gagasan-gagasan baru. Tetapi berdasarkan apa yang pernah kita alami, maka gagasan yang baik jarang dipraktekkan. Kadang dengan ide baru kita tidak setuju, atau terjadi konflik batin, bila gagasan ini dilaksanakan apakah menguntungkan dan beribu pertanyaan yang menghambat jalan pikiran kita.


Akibatnya, banyak suatu gagasan yang muncul dalam otak kita lalu menghilang begitu saja, karena kita menganggap gagasan baru itu tak akan bermanfaat bagi kita. George Prince, yang telah mempelajari sejumlah besar rekaman dari diskusi penyajian ide atau gagasan, merasa bahwa reaksi kita terhadap sebuah gagasan baru ialah mencari keuntungan pribadi yang mungkin kita dapatkan dari sebuah ide tetapi kita tidak mau meneliti lebih jauh apakah gagasan itu dapat dikembangkan agar lebih baik atau tidak. Selanjutnya George Prince berkata:

“Setiap orang yang mengatakan ia menyukai gagasan baru, tetapi menurut beribu-ribu rekaman penyaji gagasan, ternyata kita telah membohongi diri kita sendiri. Orang secara tak langsung, melalui nada bicara kritik dan perbuatan menyatakan ketidaksetujuan mereka, bukan saja terhadap gagasan baru, tetapi juga terhadap orang yang menemukan gagasan baru itu. Manusia pada umumnya dari gagasan baru mereka sendiri".


Manusia pun sering tidak menyadari akibat reaksi mereka terhadap orang lain. Misalnya, orang yang sudah sangat terbiasa dikritik mengenai hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial. Dengan sendirinya mereka menerima reaksi negatif sebagai kritik membangun, sedikitnya mereka mencoba bersikap menerima kritik itu. Sebenarnya manusia mengasosiasikan tanggapan sebuah gagasan dengan pribadi mereka. Bila sebuah gagasan ditolak, pencipta ide merasa dirinya disisihkan dan merasa sakit hati. Selanjutnya ia akan menolak gagasan orang lain dengan tujuan membalas dendam, tak ada seorang pun yang memungkiri hal tersebut diatas.


Oleh Ahmad Pramudya

0 komentar:

Posting Komentar