Sabtu, 24 Oktober 2009

Kesatria Baja Hitam, Nyata atau Fiksi belaka ??

“Budi, kamu kalo dah gede nanti mau jadi apa??”, tanya seorang ibu kepada anaknya.
“mau menjadi kesatria baja hitam donk bu, biar bisa jadi pahlawan dan dikeliligi sama cewe cantik donk bu..”, jawab sang anak dengan wajah yang berseri2 sambil sedikit berhayal tinggi tak menentu.

Dari percakapan diatas, dapat kita simpulkan suatu makna yang indah, tersirat dan penuh makna. Suatu hal yang disampaikan oleh seorang anak yang lugu dan suci hatinya. Apakah itu? Yap, bahwa seorang anak tersebut dengan nurani dan kemurnian hatinya menginginkan untuk dapat menjadi seorang yang berguna dan dapat berperan serta dalam mewujudkan kehidupan dunia yang tentram dan kondusif. Yang dalam hal ini, sosok pahlawan Kesatria Baja Hitam lah yang ia tunjuk. Anak tersebut berkata apa adanya. Tak ada sesuatu yang disembunyikan dan dibuat2 dari percakapan tersebut. Mimpi tersebut jangan hanya menjadi sebuah mimpi belaka. Anak tersebut memerlukan bantuan orangtua, keluarga dan lingkungan pergaulan yang dapat menunjangnya dalam mewujudkan mimpinya. Bagaimanapun juga mimpi tersebut akan tersimpan erat didalam akal dan pikirannya. Hingga waktu dan pergaulan yang akan menggoyang dan mengikis keyakinan anak tersebut untuk mewujudkan mimpinya tersebut.

Perjuangan? Mimpi? Maksudnya untuk menjadi Ksatria Baja Hitam? Hmmm.. Pertanyaan tersebut mungkin akan terlintas deras dikepala anda. Ditilik dari sejarah dan fakta empiris selama ini, memang hal tersebut hampir mustahil dan belum pernah teruji dan terbukti, baik tentang keberadaan ksatria baja hitam, spiderman, gatot kaca, hingga pergaulan superhero tersebut dan makanan favorit mereka. Tetapi Spirit dan Semangat sang anak untuk dapat mewujudkan “Substansi” (makna) dari pahlawan tersebut dalam dirinya, harus tetap dijaga dan dipertahankan hingga akhir hayat.

Kita jangan terjebak dalam teori dan perdebatan pendapat pakar telematika tentang keberadaan (eksistensi) Ksatria Baja Hitam atau superhero lainnya dalam kehidupan didunia. Waktu tak dapat menunggu. Waktu akan terus berjalan. Tentukan sikap dan wujudkan apa yang ada dihadapan kita, menjadi suatu kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat. Ingat kata pepatah..!! Selama janur kuning belum melengkung, jangan harap kita patah semangat.

0 komentar:

Posting Komentar